“CIRCULAR SCHOOL PROGRAM PARTNERSHIP:

INDONESIA GREEN PRINCIPAL AWARD (IGPA) 2025”

“Circular School Program Partnership” adalah serangkaian program tahunan yang diselenggarakan oleh Centre for World Trade Studies (CWTS) bekerjasama dengan Janitra Bhumi Indonesia Education Consulting. Program ini didesain sebagai bagian dari diseminasi Ekonomi Sirkular dalam dunia pendidikan sekaligus sebagai ajang kompetisi para kepala sekolah baik di tingkat SD, SMP maupun SMA.

Kegiatan ini dilatari oleh tiga pertimbangan yaitu pertama, pemilihan tema ekonomi sirkular. Pertimbangan tema ini didasari keyakinan akan pentingnya mengembangkan ekonomi sirkular di Indonesia sebagai upaya penyelamatan lingkungan sekaligus peningkatan ekonomi. Pesatnya perkembangan industrialisasi yang menghasilkan budaya ekonomi linier “buat-pakai-buang” yang serba cepat dan praktis telah mendorong peningkatan jumlah sampah dan eksploitasi sumber daya alam secara masif. Indonesia dengan populasi penduduk terbesar keempat setelah Cina, Amerika dan India, tercatat sebagai negara penghasil sampah terbanyak nomor dua setelah Cina (The Economist Intelligence Unit, 2017). Tren pola konsumsi yang berubah selama pandemi covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 justru makin menambah volume sampah plastik di Indonesia. Sementara itu, eksploitasi sumber daya alam baik di sektor pertambangan maupun kehutanan yang dilakukan secara besar-besaran dan serampangan telah memberi dampak buruk pada sistem ekologi yakni menurunnya kualitas ekosistem hutan, sungai, danau, udara, pesisir, dan kelautan. Pada gilirannya, jika pengelolaan terhadap persoalan ini tidak segera dilakukan secara serius dan tepat waktu tentu akan sangat membahayakan lingkungan hidup, yang pada akhirnya akan berpengaruh buruk pula terhadap pertumbuhan perekonomian.

Pengembangan ekonomi sirkular sebagai alternatif dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab berbagai persoalan di atas. Tidak hanya akan berdampak positif bagi upaya pengelolaan sampah serta sumber daya alam, efisiensi yang dilakukan dalam ekonomi sirkular dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menjadi pijakan utama pengembangan dan penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sayangnya, pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep ekonomi sirkular belum banyak dipahami karena relatif baru sehingga keperluan untuk mengubah mindset dari ekonomi linier ke ekonomi sirkular sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan menjadi penting untuk dilakukan. Dalam hal ini diperlukan upaya memasyarakatkannya secara serius dan terus menerus.

Kedua, kepesertaan kepala sekolah/madrasah. Kepala sekolah/madrasah dipilih sebagai peserta dalam program ini karena memiliki peran yang sangat strategis sebagai agen perubahan (agent of change). Sebagai pemimpin suatu komunitas pendidikan, kepala sekolah/madrasah adalah tokoh penyangga yang mengakomodasikan berbagai kepentingan baik para pendidik maupun stakeholder di luar sekolah. Kepala sekolah/madrasah juga memegang peran yang sangat krusial sebagai katalisator antara berbagai kepentingan dan beragam kontribusi positif yang diberikan setiap pihak yang terlibat demi mencapai tujuan pendidikan. Dengan peran penting ini, seorang kepala sekolah/madrasah adalah tokoh kunci dalam sebuah proses transformasi (sebagai inisiator sekaligus eksekutor) yang akan mampu menginternalisasikan satu nilai perubahan yang diharapkan menjadi budaya sekolah. Dalam konteks transformasi menuju masyarakat sirkular, upaya kolaboratif dengan skema pendekatan quadro-helix (akademisi/universitas, industri, pemerintah dan masyarakat) sangat diperlukan. Harapannya, dengan kegiatan ini para kepala sekolah/madrasah dapat mengembangkan jaringan, bersinergi dengan keempat stakeholder tersebut serta melakukan perannya sebagai agent of change menuju masyarakat sirkular.


Ketiga, keperluan mengadakan kegiatan sosialisasi ekonomi sirkular secara bertahap dimana peserta dapat tertantang untuk terlibat aktif. Agent of change merupakan proses yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Untuk itulah kegiatan ini dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu satu tahun dilaksanakan dalam bentuk kompetisi sekaligus kolaborasi (pendampingan).
Dengan ketiga pertimbangan di atas “Circular School Program Partnership”: Indonesia Green Principal Award 2024” Batch 5 dilaksanakan.

Tahapan Kegiatan
Tahap I :
Pemberian materi dan penguatan kapasitas Kepala Sekolah/Madrasah. Di akhir program, award/penghargaan akan diberikan kepada para peserta kepala sekolah/madrasah sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan.

Tahap II :
Pendampingan penerapan Ekonomi Sirkular dalam pelaksanaan di masing-masing sekolah. Kepala Sekolah/Madrasah peserta akan diundang dalam “CWTS Circular Week 2024” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada bersama dengan WTO. Kepala Sekolah/Madrasah peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan progress program sekolah sirkular yang dijalankan.

Tahap III:
Public outreach menjadi tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan Circular School Program Partnership (CSPP) meliputi: book chapter, podcast, kurikulum ekonomi sirkular, Circular School Handbook dan lainnya.
Kategori Award

Kategori Award